|
Tuntutan zaman mengajak teman-teman pemuda agar tidak
terjebak terlalu dalam menjalankan peran pengikut (follower),karena itu tidak
akan menjadi sesuatu dimasa depan. Maka kita yang memulai hari ini dan kita
yang merintis masa depan. Indonesia salah satu negara yang akan mengalami power
growth dengan syarat dapat mengoptimalkan manfaat bonus demografi terutama yang
dinominasi oleh generasi digital native,1 mereka yang populer akan
internet dan teknologi dan yang sebaliknya Indonesia tidak akan pernah
menemukan masa depannya ketika berada ditangan digital immigrant,2 itulah
sebenar-benarnya yang harus dilakukan aging society untuk tetap bergandeng
tangan dengan kaum muda yang dominan terhadap ranah digital. Pada konteks era
negara digital inilah masa depan bagi digital immigrant dan setelah adanya era
lain dari digital maka itulah masa depan bagi digital native. Satu harapan bagi
optimisme untuk membangun negeri dengan satu genggaman tangan di orang-orang yang
berpikir. Sudah waktunya kita berada ditengah-tengah fungsi pembangunan dan
menjadi pelaku peradaban baru,ingatlah,perubahan adalah baru.
-
-
2 Begitupun
sebaliknya dengan dengan Digital Immigrant ialah generasi yang lahir sebelum
tahun 1980 dimana era digital belum ada.
Saya percaya kita perlu melakukan refleksi sedikit
tentang masa depan dan berpikir untuk jauh dan keluar menjadi manusia baru.3
Tentunya menjadi manusia yang memiliki rancangan dan penuh
rencana-rencana masa depan,yang seperti ini kriteria manusia yang kuat karyanya
berada dimasa depan,bukankah ini mimpi setiap manusia menjadi ognum opus untuk
peradaban setelahnya. Kita harus mengetahui
sesungguhnya peradaban yang kita alami hari ini adalah perang pemikiran,sekian
banyak pilihan sebaik-baiknya seorang pemimpin tidaklah menggunakan hawa nafsu
dan seburuk-buruknya pemimpin tidak melupakan akal sehat pikirannya.
Tiap perubahan zaman merupakan esensi modernisasi,ditiap modernisasi akan melahirkan manusia baru untuk zaman baru berikutnya,itulah mereka yang lahir akan menjadi perancang masa depan,didiklah mereka untuk memenuhi kapasitasnya,kapasitas sumber daya manusia yang kuat untuk peradaban dan masa depan berikutnya,itulah sedikit analogi yang bisa kita serap untuk memahami makna manusia baru. Mengikuti perkembangan zaman,berkompetensi,expertise pada bidangnya merupakan hakikat manusia baru,waktu terbaik mereka adalah masa produktif masuk pada fase dewasa hingga 40 tahun untuk memenuhi hak kapasitasnya menjadi “manusia Indonesia”4 hingga akhir hayat idealnya yang kemudian akan terganti oleh regenerasi setelahnya dan begitu seterusnya.
Marilah
teruntuk para pemuda belajar untuk peka terhadap situasi dan kondisi bangsa
kita dengan terus menjadi pembelajar kurikulum mandiri,lakukan pergerakan untuk
kepentingan orang banyak diatas kepentingan pribadi,sikapi hal ini sebagai
manusia dengan sejuta solusi ditengah-tengah konflik,proses perubahan
zaman,konservatisme bahkan lingkungan sosial.
“MASA
DEPAN
INDONESIA
TERJADI
SEBAB-SEBAB
PEMIKIRAN HARI
INI”
-
-
4 Lihat : Alan Ricardo, “Pemuda Super Power
Indonesia” hal. 55,2024.
Pembaca
yang saya hormati,saya akan mengajak saudara-saudara untuk mengenal
perspektif Manusia Baru. Manusia Baru
merupakan puncak perjalanan dari tiga jenis manusia yaitu basyar,naas dan
insan. Yang saya pahami untuk benar-benar mengimplementasikan ayat Allah
SWT disurah Al-Hasyr ayat 18 :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ
وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ
ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
“ Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat),dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. ”
Inilah pemaknaan kembali manusia baru akan ketakwaannya kepada Allah serta perbuatan dimasa lalu sebagaimana kita harus memperbaikinya untuk dimasa yang akan datang. Tugas mulia inilah yang akan menjadi pondasi manusia baru mendapatkan kembali insannya menjadi khalifah terbaik di bumi. Pada konteks kebangsaan saya mengartikannya sebagai manusia bertakwa yang hari ini merencanakan dan penuh rencana masa depannya untuk bangsa dan negara.
Maka manusia baru akan bisa dikatakan sumber energi kolektif jika pada masanya produktif melaksanakan hal yang diperbuatnya untuk masa depan bangsa,dan inilah pula yang akan menjadi pembeda terhadap bagi mereka yang berperan sebagai pengikut dan yang bermental asset. Setiap berubahnya zaman ada pembuktian seleksi alam,bagi mereka yang hanya pengikut dari zaman sebelumnya maka sepanjang usia mereka bagian kelompok yang tertinggal dari kelompok era baru yaitu zona yang sedang berkembang. Gejala kelompok tertinggal merupakan indikasi dari ketidakberadaannya mentor,oleh karena itu setiap manusia baru membutuhkan mentor. Bagaimanapun setiap manusia baru akan men-drive potensinya,maka belajar pada mentor yang expert pada satu bidang sangat begitu efektif untuk menguasi bidang tersebut. Takdir menjadi manusia baru artinya bertanggung jawab atas masa depan bangsa. Saya khawatir atas persimpangan dua karakter manusia ini akan menjadi persoalan yang berlarut tanpa solusi,peran pemerintah terhadap mereka hanya penguat namun tetap semua didrive dari personalnya masing-masing. Tulisan ini akan memaparkan kekhawatiran tersebut sebagai peluang untuk bangkit,menjadi syarat muhasabah diri.
Saya meyakini saat ini kita hidup berada didalam perubahan besar,teknis menghadapi perubahan siklus perseratus tahun seperti saat ini telah bergeser drastis salah satunya digitalisasi. Tidak dapat dipungkiri digitalisasi terkini sudah menjadi bagian dari fitur kehidupan,manusia seperti apa yang tidak menggunakan untuk mempermudahnya. Saya rasa tidak ada,terkecuali digital immigrant yang secara fundamental seusianya tidak relevan lagi pada perkembangan zaman,contohnya seperti nenek dan kakek kita yang basis berpikirnya terfokus pada kegiatan tradisional spiritual keagamaan. Inilah sesi ketidaklayakan sebagai calon manusia baru ketika tidak lagi me-regenerasi disuatu titik transisi zaman,ini yang saya sebut dengan pengikut (follower),begitupun sebaliknya masa depan Indonesia berada digenggaman tangan para perintis.
Mari kita buka kesadaran untuk meningkatkan self resilience pada perubahan besar dan membangun konsep manusia baru yang seyogianya negara membutuhkan generasi digital native,konsep manusia baru tidak berafiliasi pada sektor teknologi saja,lain-lainnya seperti bisnis,sosial,,kepemimpinan pun determinan dari manusia baru dan masih banyak lain sebagainya. Hal krusial yang harus negara lakukan adalah pengelolaan sumber daya manusianya. Saya merindukan kepemimpinan Rasulullah yang membawa para sahabatnya menjadi model manusia diberbagai aspek kehidupan,tak heran kepemimpinan dan keteladanannya yang tak pernah lepas dari skenario Allah yang dihadirkan ditengah-tengah umat menjadi sosok panutan sepanjang sejarah kemanusiaan,pengharapan tentunya ada, namun ekspektasi blum sampai pada realitanya saja,setiap manusia baru berhak atas harapan tersebut,hak menjadi panutan seperti Rasulullah.
Indonesia sampai sekarang masih belum melepas nostalgianya pada perdebatan internal seperti yang sudah-sudah terjadi seperti radikalisme,terorisme,korupsi,ketimpangan sosial sampai dengan narkoba. Bagaimana cara berpikir seperti ini bisa menjadi ambisi menguasai dunia. Terlalu terburu-buru rasanya jika hari ini harus perioritas terhadap isu-isu eksternal. Indonesia bisa saja melakukan itu,akan tetapi lahirkah optimisme tersebut? Saya katakan tidak. Saya akan bertanya lagi pada saudara-saudara,apakah Indonesia harus merefleksi kembali? Saya katakan “ya”. Saya lebih setuju kita kembali pada renungan dimasa lalu dan kemudian melakukan hal yang baru,melaksanakan kewajiban yang baru,membuat sistem baru,menjadi negara baru sampai menjadi negara super power baru. Semua yang “baru” dimaknai dengan menyelesaikan rencana untuk menciptakan situasi dan kondisi baru,karena pada tahap melanjutkan rencana kita tidak pernah tahu kedepannya.
“Kedepan” bisa dikatakan hal yang ingin kita lihat dari hari ini,analoginya kita akan tetap melanjutkan perjalanannya agar kita bisa melihat dan mengetahui sesuatu yang berada didepan atau dimasa depan. Itu artinya kita membutuhkan manusia baru yang ekstensif sampai pada kompetensi,berilmu pengetahuan,kognitif,skill memumpuni,expert diberbagai bidang,memiliki kapasitas,yang akan melakukan kontribusi pada kerja-kerja besar. Konsekuensi logisnya kita tidak lagi butuh dan akan meninggalkan keberadaan manusia model lama karena itu akan menjadi alasan penghambat perubahan yang akan terganti oleh model manusia baru. Ini satu kekhawatiran yang ingin saya sampaikan bahwa zaman akan merelakan manusia yang tidak melakukan regenerasi unggul yang sesuai relevansinya dengan perubahan zaman.
Rasa khawatir ini akan menghantui setiap anak muda,karena kelompok mereka lah yang paling fundamental bertanggung jawab untuk melakukan perubahan. Ini peringatan nyata untuk kalian yang berhenti melakuan regenerasi unggul sedang kalian tahu saat ini merupakan transisi perubahan yang besar menuju pencapaian menjadi Indonesia Emas. Saya lebih merasakan semua beban itu bergantung pada kalangan muda,dan mereka harus mempertaruhkan itu semua untuk masa depan Indonesia dan masa depannya. Dan saya tidak andil dalam sentimentil,kelompok muda cukup berharga dan patut kita terima agar mereka dapat menjadi pembelajar pada misi perubahan mempersiapkan Indonesia lebih baik dan maju kedepannya. Tidak ada alasan idealis untuk saya mempertahankan amanat konstitusi ketika saya meyakini satu teori bahwa setiap perubahan dilakukan dengan konflik,tanpa konflik tidak ada perubahan. Seperti di Indonesia untuk merdeka kita harus berperang terlebih dahulu.
Sebelum mempercayai 100% pernyataan saya mengenai perubahan dilakukan dengan konflik dan ketidakadaan idealisme menjunjung tinggi amanat konstitusi diatas akan saya sertakan alasan untuk saudara pelajari dan kaji. Konstitusi dan hukumnya akan menjadi pondasi bagaimana Indonesia dapat tumbuh jadi bangsa dan negara yang maju dengan tidak mencampakan serta harus dihargai dan menegakannya,demikian renungannya menjaga konstitusi untuk keberlangsungan sebuah negara. Sejarah dunia telah membuktikan akan kehancuran sebuah negara tatkala konstitusi terabaikan oleh negara tersebut. Konstitusi menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan. Memang betul konstitusi merupakan perjuangan politik dimasa lalu,akan tetapi tantanggannya Indonesia saat ini bukanlah adanya gejala kuat untuk mempertahankan dasar negara yang pernah terjadi pada sejarah dimasa lampau. Namun banyak makna yang berbeda diwaktu yang berbeda,pelanggaran ini yang akan saya gunakan dengan nalar yang tidak biasa. Saya akan mencoba mengatakan melewati tulisan ini bahwa kita tidak perlu alergi dengan perubahan konstitusi,bukan tanpa sebab,konstitusi atau resultante dapat diganti dengan resultante baru melalui amandemen konstitusi. Karena konstitusi dan resultante terlahir dari kesepakatan rakyat yang tercipta pada situasi dan kondisi politik,sosial,ekonomi dan budaya dimana dan bagaimana konstitusi ini dibuat.
Tugas manusia baru adalah memastikan masa depan bangsa dan negara sampai pada perubahan berikutnya,setelah tuntas maka upaya selanjutnya mereka menyesuaikan sistem yang memiliki kompatibilitas dengan sejarah dan referensi budaya dizaman berikutnya. Bagi anak muda hari ini medan tempur untuk hari esok karena memang menjadi satu-satunya motif eksistensi agar kebermanfaatannya dapat diterima ditengah-tengah masyarakat. Kita kembali melihat disisi yang sebaliknya,seperti apa aktualisasi mereka terhadap proses masa depannya? Belum tentu tidak sukses,bahkan mereka lebih cepat untuk sukses secara individual. Tidaklah cukup bagi manusia baru tuntas dimasa depan untuk kebutuhan pribadinya sendiri,inilah sedikit pembeda mindset dua karakter manusia baru. Tentunya saya tidak akan membahas karakter individulisme,karena menurut saya ini bentuk kemunduran sosial atas beberapa faktor ego dan tidak peduli terhadap kepentingan kelompok,bahwa Indonesia akan dibangun dari persamaan kepentingan kelompok.
“Tugas Manusia Baru Adalah Memastikan Masa Depan
Bangsa Dan Negara Sampai Pada perubahan Berikutnya,Setelah Tuntas Maka Upaya
Selanjutnya Mereka Menyesuaikan Sistem Yang Memiliki Kompatibilitas Dengan
Sejarah Dan Referensi Budaya Dizaman Berikutnya.”
Disini pun saya ingin menjelskan kembali tentang digital native yang dimaksud adalah tidak hanya sebagai pengguna teknologi saja,akan tetapi untuk mereka yang terlibat pula dalam proses mengembangkan,menularkan teknologi kepada asas manfaat orang banyak. Setidaknya saya mengungkap sebuah fakta didalam digital native ada gejala generasi yang bergantung pada perangkat digital atau elektronik cenderung membuat mereka kehilangan produktivitasnya dengan aktivitas fisik yang terbatas,ini akan menjadi kondisi serius pada kesehatan fisik,mental maupun berdampak pada kemampuan kepemimpinan yang memperburuk kualitas hidup.
Embrio
manusia baru ialah berkembang,kelahiran hingga sampai kematian esensinya mereka
berkembang dan bertumbuh secara fisik,intelektualitas,status
sosial,finansial,kognitif,ilmu pengetahuan,spiritual dan lain sebagainya dengan
catatan mereka adalah bagian dari kelompok manusia baru yang mempergunakan
growth mindset atau disebut dengan mindset untuk bertumbuh dan berkembang.
Begitupun sebaliknya bagi mereka para kelompok generasi yang kalah5 biasanya
disebut dengan fix mindset atau mindset tetap. Apa itu growth mindset dan fix
mindset,yang pada intinya growth mindset akan mengantarkan setiap individu
untuk terus berproses menjadi lebih baik setiap harinya dan fix mindset
cenderung merasa dirinya cukup puas dengan kebaikan hari ini dan kemarin
sehingga mereka lebih memilih pasif berjalan lambat terhadap masa depannya.
“GROWTH MINDSET
AKAN MENGANTARKAN
SETIAP
INDIVIDU
UNTUK TERUS
BERPROSES
MENJADI LEBIH
BAIK
SETIAP HARINYA”
-
5 Maksud dari generasi yang kalah ialah tiap regenerasi
yang terancam kualitasnya (generai lemah dan tidak kuat keberada annya dan kebermanfaatannya
Manusia
baru sama halnya dengan manusia berkembang,mereka yang terpilih memiliki kriteria disiplin,menyukai tantangan,berani
mengambil resiko,berpikir kritis,kreatif,mampu menyederhanakan hal-hal rumit
dan menjadi pemenang.
Disiplin,karakter yang selalu menggunakan kesadarannya untuk
melakukan sesuatu yang dimulai dari diri sendiri tanpa paksaan pihak mana pun.
Menyukai tantangan,mental pantang menyerah dan membangun segala
kebenaran yang diyakininya.
Berani mengambil resiko,yakin,menerima dan menaggulangi dampak keputusan yang
telah diambilnya.
Kritis,menghadapi dan mendalami suatu hal tidak begitu cepat
untuk kita terima agar dapat mempertanyakan kebenarannya atau masih perlu
dikembangkan lagi.
Kreatif,dimaksudkan berpikir kreatif untuk melahirkan
inovasi-inovasi.
Menyederhanakan
hal-hal rumit,menjadi bagian
problem solving yang mampu menuntaskan atau menyederhanakan persoalan-persoalan
menjadi sesederhana mungkin.
Menjadi pemenang,memposisikan diri sebagai pelopor,influencer,memperoleh prestasi,menjadi sumber daya yang berkualitas dan unggul.
Demikian kriteria manusia baru yang saya yakini dapat menjadi bibit unggul dalam konteks Indonesia mencari masa depan. Dan saya dapat pastikan ini dapat menjadi percontohan efektif bagi pemuda untuk bertransformasi menjadi manusia baru yang ideal dengan perkembangan zamannya.
Manusia
baru sama halnya dengan manusia berkualitas,untuk menjadi manusia berkualitas kita harus memiliki kepribadian yang
utuh (integrity personality),kepribadian yang sehat (healthy
personality),kepribadian yang normal (integrated personality),kepribadian yang
produktif (productive personality) dan etos kerja yang tinggi. Sebenarnya masih
banyak lagi yang berkaitan dengan kepribadian manusia yang berkualitas,namun
beberapa hal yang saya ambil merupakan fundamental terapan kepribadian yang
pertama harus dimiliki oleh setiap manusia.
Integrity
personality,sebagaimana
manusia baru dituntut untuk memiliki standart mutu personal yang tinggi sebagai
wujud keutuhan prinsip moral dan etika berbangsa dan bernegara.
Healthy
Personality,yang dimaksud
adalah keseluruhan diri kita yang bukan hanya pikiran,perasaan namun secara
perpaduan jasmani dan rohani yang stabil.
Integrated
Personality,perilaku yang
dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya.
Productive
Personality,individu yang melakukan
kontribusi-kontribusi besar dan memiliki kebermanfaatan bagi umat atau orang
banyak.
Etos Kerja Yang
Tinggi,saya memaknainya dengan
bentuk sifat individu yang semangat dalam kerja-kerja besar pada visinya dalam
melakukan kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat.
Demikian yang saya
sampaikan untuk menyempurnakan berbagai perspektif tentang manusia baru.
“MANUSIA BARU SAMA HALNYA DENGAN MANUSIA BERKEMBANG DAN MANUSIA BARU
SAMA HALNYA DENGAN MANUSIA BERKUALITAS.”
Perubahan dunialah faktor penyebab lahirnya manusia baru,ada sebagian orang melihat dengan cara nyata untuk masa depan seperti berkembangnya teknologi yang memicu orang untuk dapat beradaptasi dan terus mengolah kompetensi. Manusia baru pada umumnya bertugas penuh mengisi kekosongan perubahan dunia yang begitu cepat,sangat memungkinkan karena ini berkaitan pada aspek kehidupan maka tidak ada alasan untuk tidak menjadi manfaat orang sekitar. Jika ingin beradaptasi dan survive (berkembang dan bersaing) di 2024 harus menjadi pembelajar,tidak cukup pada skill dan ilmu pengetahuan tertentu berada dizaman sekarang yang serba berkembang cepat karena banyak sekali bermunculan hal-hal dan ilmu pengetahuan baru.
Masa
depan bukanlah kehidupan yang masih jauh,kita dapat melihatnya dengan jelas
ketika kita mengerti dan memahami apa yang kita lakukan dan mampu menyesuaikan
diri pada perubahan tersebut. Yang terpenting menjadi manusia baru ialah
bermanfaat untuk sekitar,manjadi manusia baru adalah bertindak besar,menjadi
manusia baru adalah memposisikan sebagai mental asset,menjadi manusia baru
adalah risalah rencana dan cita-cita besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar